Wednesday, February 3, 2010

Sunday, January 31, 2010


HUTAN MANGROVE KOBAR ALAMI KERUSAKAN
Written by Rollit Tuesday, 27 October 2009 08:48 PDF Print E-mail

Yayasan Borneo Lestari Foundation, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), menilai hutan mangrove di kabupaten ini mengalami kerusakan.

Pangkalan Bun, Kalteng, 27/10 (Antara/FINROLL Lifestyle) - Yayasan Borneo Lestari Foundation, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), menilai hutan mangrove di kabupaten ini mengalami kerusakan.

Padahal keberadaan hutan mangrove sangat penting bagi kehidupan sehingga harus dilestarikan, kata Direktur Eksekutif Yayasan Borneo Lestari Komarudin di Pangkalan Bun, Selasa.

Melihat kenyataan tersebut maka yayasan ini akan menggelar seminar dan membentuk Mangrove Information Center.

Menurut Komarudin hilangnya hutan mangrove menyebabkan pantai di tiga desa di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar dilanda abrasi yang menyebabkan kerusakan sebagian jalan dan jembatan.

"Banyak contoh abrasi yang mengakibatkan berkurangnya daratan, akibat penggundulan mangrove," kata Komarudin.

Komarudin mengatakan menurut Data Badan Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Kalteng, dalam jarak 500 meter dari pesisir pantai adalah daerah lindung yang tidak boleh dirusak.

"Tetapi kenyataannya di Kobar ketentuaan itu tidak jalan," kata Komarudin.

Dengan seminar tentang mangrove dan pembentukan mangrove information center diharapkan semua pihak mengerti dampak negatif penggundulan mangrove.

"Seminar ini kami harapkan dapat meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk menyelamatkan mangrove-mangrove khususnya di wilayah Kobar," kata Komarudin.

Meskipun tanggal tepat pelaksanaan seminar itu belum ditentukan, tetapi Komarudin mengatakan dirinya sudah melobi pihak Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Departemen Kehutanan (Dephut) dan Badan Meteorolgi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menjadi pembicara.

"Sebetulnya di daerah ini ada Kelompok Kerja Mangrove Daerah atau KKMD mereka wajib membuat program kerja dalam rangka penyelamatan dan pelestarian hutan mangrove," kata Komarudin.

Komarudin juga mengatakan pengembangan hutan mangrove akan memberikan kontribusi bagi daerah seperti pengembangan ecotourism.

"Tentu dengan pengembangan hutan mangrove" kata Komarudin.

Komarudin mengatakan tindak lanjut dari seminar ini adalah menghutankan kembali mangrove seluas 2000 hektare di daerah Kubu, Teluk Bogam, Keraya dan Sebuai.